Rabu, 20 Mei 2015

Membaca Telaah Bahasa

MEMBACA TELAAH BAHASA

 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Membaca
Dosen Pengampu: Yunita Suryani, M.Pd.


Oleh:
Ahmad Arif  Mubaroq
Edi Widodo
Jefri Andrianto
Lucvia Tribuana Levi
Rosita Sari Tri Anggreini
Siti Nur Amalia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2015





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Telah  diperbincangkan dengan  panjang lebar mengenai satu jenis membaca intensif, yaitu membaca telaah isi atau content study reding, pada bab ini akan dijelaskan satu jenis lagi membaca intensif, yaitu membaca telaah bahasa atau language study reading.
Pada hakikatnya, segala sesuatu terlebih-lebih sesuatu yang kongkret itu terdiri atas bentuk dan isi, atau form and meaning, atas jasmani dan rohani. Begitu pula dengan bacaan, yang terdiri atas isi (content) dan bahasa (language). Isi dianggap sebagai yang bersifat rohaniah, sedangkan bahasa sebagai yang bersifat jasmaniah. Keduanya merupakan dwi tunggal yang utuh. Keserasian antara isi dan bahasa sesuatu bahan bacaan mencerminkan keindahan beserta kemanunggalannya.

1.2 Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini:

  1. Penulisan ini memusatkan pada membaca telaah bahasa dalam penulisan cerpen yang berjudulAntara Ada dan Tiada yang dibaca oleh dua orang mahasiswa di Universitas PGRI Ronggolawe Tuban.

1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah ditentukan agar kajian dapat dilakukan secara mendalam. Terdapat empat masalah yang dibahas dalam kajian ini.

  1. Bagaimana membaca telaah bahasa mahasiswa UNIROW studi kasus pada mahasiswa A (Lulut Monika) dan mahasiswa B (Darul Ulum) ?
  2. Apa sajakah hal-hal  yang perlu ditelaah dalam sebuah bacaan?
  3. Apakah faktor-faktor yang menghambat membac telaah bahasa mahasiswa UNIROW Tuban studi kasus pada mahasiswa A (Lulut Monika) dan mahasiswa B (Darul Ulum) ?
  4. Apa hasil dari membaca telaah bahasa?

1.4    Subjek Penelitian
Sehubungan dengan penulisan makalah ini yang berjudul MEMBACA TELAAH BAHASA kami melakukan penelitian pada dua mahasiswa yang membaca sebuah cerpen yang berjudul ‘Antara Ada dan Tiada’.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Telaah Bahasa Sebuah Cerpen  Mahasiswa UNIROW Tuban
Berdasarkan dari obeservasi penelitian yang telah kami lakukan, yang di mana kita telah meneliti dua orang mahasiswa yang kami berikan sebuah cerpen yang berjudul ‘Antara Ada dan Tiada’. Penelitian yang kami lakukan ini bertujuan sebagai berikut:
Berikuti ini adalah cerpen yang di baca oleh subjek penilitian:

ANTARA ADA DAN TIADA

  Waktu masih kecil saya sering sakit-sakitan (gak tau sakit apa, soalnya kalau saya tanya ke orang tua saya kadang merekabilang paru-paru basah, kadang juga dibilang tipus, tapi mungkin juga keduanya). Ketika itu orang tua saya sibuk bolak-balik ke rumah sakit untuk jagain saya, begitupun saudara2 saya.
  Kebetulan kakek saya adalah orang pintar yang sudah sering ngobatin orang (sudah almarhum). Dari berdoa dan ikhtiar kesana kemari, akhirnya kakek saya pergi ke suatu daerah (ntah dimana tempat itu, Cuma yang jelas waktu dulu belum ada hp atau telephone tapi kakek saya tau bahwa terjadi sesuatu dengan saya).
  Seminggu lebih saya dirawat di rumah sakit dan tak kunjung sembuh malah makin parah, dan akhirnya memvonis saya meninggal dunia karena pas waktu dokter memeriksa terakhir kalinya jantung saya sudah tidak berdenyut lagi. Truz si dokter itu bilang ke keluarga saya bahwa saya sudah meninggal dunia dan pecahlah tangis di ruang itu (maklumlah waktu itu saya anak satu2nya). Setelah itu reda tangisan, mulailah para perawat memandikan sayaa truz di saya kafanin.
  Alhamdulillah Allah masih sayang sama saya dan keluarga saya. Tiba-tiba kakek saya datang  sebelum saya dibawa pulang kerumah, dan dia bilan “Stop, jangan dibawa pulang, siapa tahu rejeki cucu saya ini”. Dan setelah itu kakek saya buka kain kafan saya truz kakek saya baca-baca (mungkin doa dan sebagainya).
  Sungguh suatu anugrah keajaiban, tiba-tiba saya terbatuk dan terbangun. Mata saya terbuka, dan pecahlah tangisan lagi (tapi kali ini tangis bahagiayang dirasakan). Seluruh orang di ruangan itu menangis karena terharu, begitupun suster yang ada di situ terharu dan terheran-heran. Setelah itu saya dirawat satu hari lagi di rumah sakit dan besoknya atas ijin Allah saya sembuh total seperti biasa.
  Usut punya usut kenapa saya bisa mati suri…ternyata katanya ruh saya ada yang bawa ke suatu tempat yang jauh, makanya kakek saya pergi ke tempat ruh saya di bawa. Alhamdul;illah, atas ijin Allah melalui perantara kakek saya, saya masih hidup sampai sekarang.
  Yang saya inget sewaktu saya koma, saya dibawa jalan-jalan oleh seseorang (gak tau siapa)denga berjalan kaki tanpa baju sehelaipun, tapi anehnya orang itu gak jahat. Sampai akhirnya ada seorang kakek2 pake sajet pake topi koboi jemput saya dan dia bilang ayo kita pulang (tapi dengan melewati jalan yang agak berbeda) berjalan menyusuri tebing sungai yang airnya lumayan luas.
  Ketika sampai di suatu tempat dimana saya kenal tempat itu dan saya masih di pinggir sungai, sambil berjalan saya melihat anak kecil telanjang diatas rakit tapi dia terlungkup tak bergerak sama sekali kaya orang sudah mati. Saya heran dan setah saya hitung adaa berkali-kali lihat itu seperi hanyut terbawa air.  Saya penasaran, saya tanya sama kakek-kakek yang bawa saya. Trus kakek itu bilang “Oo itu biawak rombeng”, dan saya pun bilang “Oo gitu ya”. Sampai sekarang saya bingung apa itu biawak rombeng dan siapa kakek2 yang telah menolong saya itu.
  Saya ucapkan beribu2 terima kasih dan ucap syukur pada Allah karena sudah menurunkan perantara2nya untu menolong saya melanjutkan hidup saya. Setelah kejadiaan itu saya menjadi orang yang agak dekat dengan hal2 ghaib tapi saya waktu itu belum mengerti semua itu… 

Perbandingan jawaban dari pertanyaan yang kami berikan dalam membaca telaah bahasa yang dilakukan oleh mahasiswa UNIROW Tuban yaitu mahasiswa A (Lulut Monika) dan mahasiswa B (Darul Ulum) mempunyai perbandingan dalam membaca telaah bahasa, salah satu dari mahasiswa tersebut belum begitu menerapkan metode membaca karena masih adanya kesalahan dalam menjawab pertanyaan. Sebagaimana pertanyaan yang kita ajukan sebagai berikut:


Pertanyaan

  1. Apa anda sudah mengerti yang dimaksud tentang ragam bahasa ?
  2. Apakah gaya bahasa cerpen tersebut menyusahkan anda dalam memahami isi cerpen? Jelaskan ?
  3. Apa yang bisa anda kritik mengenai kosa kata dengan penulisan cerpen tersebut ?

Jawaban

Nama  : Lulut Monika
Prodi/Angkatan : PBSI/2014
Kelas   : A

  1. Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialeg yaitu varia dari sebuah bahasa menurut pemakai.
  2. Tidak, kerana cerpen tersebut menggunakan gaya bahasa yang tidak baku dan mudah dipahami.
  3. Banyak sekali yang bisa saya kritik dalam penulisan kata atau penggunaan kosa kata di cerpen ini. Contohnya truz, kafanin, ngobatin, telephone, kakek2 dll. Semua itu seharusnya ditulis dengan EYD yang benar.


Nama  : Darul Ulum
Prodi/Angkatan : PBSI/2014
Kelas   : A

  1. Ragam bahasa adalah bahasa itu beragam-ragam.
  2. Tidak, karena menggunakan bahasa alay.
  3. Saya tidak bisa mengkritik, karena saya tidak tahu mana kosa kata yang benar dan mana kosa kata yang salah.

Dalam penelitian membaca telaah bahasa kali ini, kami menggunakan metode (cara studi) SQ3R. Perlu dijelasakan bahwa SQ3R adalah suatu metode studi yang mencakup lima tahap yaitu survey, question, read, recite, dan review.

1. Survey (survei: penelitian pendahuluan)
Periksalah keseluruhan tugas-tugas yang diberikan kepada anda. Perhatikan judul-judul sera subjudul-subjudul.
2. Quastion (tanya) 
Pengalaman telah menunjukan bahwa apabila kita telah membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan maka kita harus membaca secara teliti dan kita akan mengingat lebih baik yang kita baca.
3. Read (baca)
Seperti yang sudah kita ketahui dari uraian terdahulu, setiap paragraf mengembangkan satu pikiran pokok.
4. Recite (ceritakanlah kembali dengan kata-kata sendiri)
Sekarang berhenti dulu dan renungkan kembali apa yang telah ditelaah, kita harus yakin bahwa kita dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, dan mencoba untuk menebak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Semkin cermat dan semakin teratur kita melakukan langkah metode-metode ini semakin tinggi pula taraf penguasaan kita terhadap tugas yang diberikan.
5. Review (tinjau kembali)
Periksalah kembali keseluruhan bagian itu jangan diulang baca. Langkah atau tahap ini akan banyak menolong kita dalam mengingat bacaan tersebut sehingga kita akan dapat dengan mudah mengingatnya.



Dari tabel di atas tentu kita sudah tahu apa yang menjadi perbedaan penerapan konsep membaca telaah bahasa antara kedua mahaasiswa tersebut, yakni di mana mahasiswa A lebih cenderung mengerti tentang mengenai konsep membaca telaah bahasa dan memiliki kosa kata yang lebih banyak serta mampu untuk mengkritk suatu kosa kata, sedangkan yang mahasiswa B cenderung kurang tahu tentang konsep membaca telaah bahasa dan memiliki sedikit kosa kata serta kesulitan dalam mengkritik kosa kata. Jadi penyebab utamanya adalah materi mengenai konsep membaca dan kosa kata yang dimiliki sangat berbeda.

2.2 Hal-hal  yang perlu ditelaah dalam sebuah bacaan
Pada dasarnya tujuan utama  membaca telaah bahasa adalah untuk memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosa kata (developing vocabulary). Maka dari itu ada hal-hal yang perlu di telaah dalam sebuah bacaan, yaitu antara lain :

1. Ragam Bahasa
Secara garis besarnya, ragam bahasa dapat dibedakan menjadi 5, yaitu: bahasa formal, bahasa informal, bahasa percakapan, bahasa kasar dan bahasa slang.

  1. Bahasa formal atau bahasa resmi adalah bahasa yang dipakai pada saat-saat resmi oleh orang-orang yang dianggap mempergunakan bahasa yang terbaik, misalnya: pidato kenegaraan dan khotbah-khotbah resmi.
  2. Bahasa informal atau bahasa tidak resmi adalah bahasa yang dipakai pada situasi-situasi yang tidak resmi, misalnya: bahasa yang kita pakai dalam lingkungan keluarga, bercakap-cakap dengan teman dll.
  3. Bahasa percakapan atau colloquial adalah bahasa yang umum dipakai dalam percakapan, bahasa yang telah biasa kita pakai semenjak kecil.
  4. Bahasa kasar atau vulgar language disebut juga bahasa yang tidak baku atau bahasa orang yang buta huruf. 
  5. Bahasa slang adalah bahasa yang ditujukan pad kelompok-kelompok khusus serta terbatas. Bahasa slang bersifat kesementaraan; hari ini bermakna suatu hal, besok lusa tidak lagi.


2. Makna kata dari konteks
Untuk memperbesar daya kata, tidak cukup hanya menghindari bahasa yang tidak baku, bahasa yang tidak diterima oleh orang-orang terpelajar. Untuk memiliki suatu kosa kata yang efektif, kita harus membuat suatu upaya tertentu untuk memperoleh kata-kata baru untuk menempati wadah kata-kata yang cenderung kita buang atau hindari itu. Bagaimana cara melakukan hal ini ? Ada dua cara, yaitu melalui pengalaman dan melalui bacaan.

3. Bagian-bagian kata
Sebagai tambahan terhadap penggunaan petunjuk-petunjuk konteks untuk menentukan makna sesuatu kata baru, kadang-kadang kita dapat pula memperhitungkan maknanya dari pengethuan mengenai bagian-bagian kata. Banyak, tetapi tidak semua, kata yang terdiri atas bagian-bagian berikut:

  1. Prefiks(awalan)
  2. Root (akar atau dasar kata)
  3. Suffiks (akhiran)
  4. Infiks (sisipan)


4. Makna-makna varian
Kita telah mengetahui bahwa kamus dapat merupakan suatu sumber penting bagi pemerolehan kata-kata. Tetapi, masih terdapat sumberdaya kata tersembunyi lainnya, yaitu telaah makna-makna varian yang beraneka ragam. Kita harus memiliki suatu kebiasaan memperlihatkan makna-makna yang berbeda yang dikandung dalam suatu kata. Kita harus paham akan homonim, yaitu kata-kata yang sama bentuk bunyinya, tetapi berlainan maknanya.

5. Idiom
Idiom adalah kelompok kata-kata yang mengandung makna khusus. Idiom merupakan ekspresi yang tidak dapat dimengerti dari makna terpisah, makna sendiri-sendiri setiap kata dalam kelompok itu. Kata-kata itu harus diperlakukan “sebagai suatu keseluruhan”.

6. Sinonim dan antonim
Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna umum yang sama atau bersamaan menurutBarrett (dalam Tarigan,2008:131), tetapi berbeda dalam konotasi atau nilai kata menurut Parrin (dalam Tarigan,2008:131).
Antonim adalah kata-kata yang berlawanan maknanya menurut Albert(dalam Tarigan,2008:131).

7. Konotasi dan denotasi
Konotasi yaitu bahwa kata-kata tersebut bermakna lebih dari pada yang dikatakannya. Terbenam dalam perasaan dan emosi yang memberiny warna. Konotasi atau nilai kata ini cenderung menyentuh hati kita secara mendalam dan membangkitkan arus-arus dalam yang terpendam yang kadang-kadang memesona kita dengan kejutan. Kata ibu misalnya, acapkali dihubungkan dengan asuhan, perawatan, kasih sayang kelembutan, pengorbanan yang disarankan bila dipakai. Konotasi sesuatu kata adalah asosiasi-asosiasi yang ditimbulkannya dalam hati kita. Menurut Albert (dalam Tarigan,2008:132).

8. Derivasi
Telaah mengenai asal usul kata atau derivasi kata, bukan hanya merupakan sesuatu yang bermanfaat tetapi juga sangat menarik hati. Misalnya: astronomy, n (Gk. Astron, a star + nemein, to arrange).
Dari situ kita mempelajari bahwa kata astronomi berasal dari bahasa Greek, bahasa Yunani dan terdiri dari dua bagian: (1) astron yang berarti bintang, dan (2) nemein yang berarti menyusun; menata”. Makna kata tersebut akan bertambah jelas bila kita menyadari bahwa ilmu astronomi adalah suatu ilmu yang menelaah susunan bintang, tata surya menurut Albert(dalam Tarigan,2008:133).
Kalau kita ingin memperkaya kosa kata kita serta meningkatkan daya kata,pengetahuan mengenai derivasi atau asal-usul kata sangatlah penting.

9. Gaya bahasa
Kekonotatifan bahasa sastra melibatkan emosi – emosi dan nilai – nilai. Dalam membaca sesuatu kary sastra, kita harus terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan mengenai gaya bahasa. Dengan pengenalan serta pemahaman sejumlah gaya bahasa, kita akan lebih mantap lagi menikamati keindahan karya sastra tersebut.
Pembicaraan mengenai gaya bahasa ini akan kita batasi pada hal – hal yang umum saja, antara lain :
a) Perbandingan,yang mencakup metafora, kesamaan, dari analogi;
b) Hubungan, yang mencakuo metoninia, dan sinekdoke;
c) Taraf pernyatan, yang mencakup hiberbola, litotes, adn ironi
(Perrin; dalam Tarigan,2008:144).
Walaupun mungkin kita tidak menyadarinya, kita mempergunakan bahasa figuratif atau gaya bahasa dalam percakapann setiap waktu. Praktis semua tulisan, karaya –karya referensi, karya – karya ilmiah, atau paper – paperkesarjanaan, memepergunakannya. Apabila dipergunakan dengan tepat untuk membuat ekspresi kita lebih tepat, lebih menarik hati, atau lebih efektif, gaya bahasa merupakan sumber daya yang amat penting dalam menulis. Sebagai pembaca yang baik, kita harus memahaminya benar – benar.

2.3 Hasil dari membaca telaah bahasa
Hasil dari membaca telaah bahasa, seperti yang sudah di bicarakan sebelumnya jika membaca telaah bahasa itu bertujuan utama untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. Lebih jelasnya berikut adalah hasil dari membaca telaah bahasa, antara lain :

  1. Untuk menambah pengetahuan kita terhadap ragam-ragam bahasa.
  2. Untuk mempelajari makna kata dari konteks bacaan.
  3. Untuk memahami bagian-bagian kata dari sebuah bacaan.
  4. Untuk memahami aneka-aneka makna dalam sebuah bacaan.
  5. Untuk mengerti dari gaya bahasa dalam penulisan sebuah bacaan.
  6. Untuk mengembangkan kosa kata kritik yang kita miliki.

Sebenarnya masih banyak lagi hasil dari membaca telaah bahasa, karena pada dasarnya kembali lagi pada tujuan utama dari membaca telaah bahasa yaitu untuk memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Padadasarnya membaca telaah bahasa adalah konsep pembelajaran yang bertujuan utama untuk memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosa kata (developing vocabulary). Berikut ini kesimpulan dari penelitian kami, antara lain:


1. Perbedaan dalam  penerapan membaca telaah bahasa antara kedua mahasiswa adalah terletak pada pengetahuan mengenai konseptual membaca telaah bahasa kedua mahasiswa yang terlampau berbeda.

2. Hal-hal yang perlu ditelaah dalam sebuah bacaan, antara lain:

a) Ragam Bahasa
b) Makna Kata dari Konteks
c) Makna-Makna Varian
d) Idiom
e) Sinonim dan Antonim
f) Konotasi dan Denotasi
g) Derivasi
h) Gaya Bahasa

3. Hasil dari membaca telaah bahasa, antara lain:
a) Untuk menambah pengetahuan kita terhadap ragam-ragam bahasa.
b) Untuk mempelajari makna kata dari konteks bacaan.
c) Untuk memahami bagian-bagian kata dari sebuah bacaan.
d) Untuk memahami aneka-aneka makna dalam sebuah bacaan.
e) Untuk mengerti dari gaya bahasa dalam penulisan sebuah bacaan.
f) Untuk mengembangkan kosa kata kritik yang kita miliki.


DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 2008 . Membaca. Bandung: Angkasa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar