MEMBACA TELITI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Membaca
Dosen
Pengampu: Yunita Suryani,
M. Pd.
Oleh:
Ida Norsa’idah
Meritidia Iftitahul Ilma
Muh. Wildan Baihaqi
Moh. Zahidin Nur Al-Husaini
Siti Kholisah Andzari
Tri Wulan Noviyanti
Yusi Afrilianita Lailiyah
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI
RONGGOLAWE TUBAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Membaca merupakan suatu aktivitas mendalami suatu
informasi melalui lambang-lambang huruf. Dengan membaca orang dapat memahami
apa yang diinformasikan penulis dalam karyanya. Pemahaman itulah yang akan
digunakan orang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang banyak
membaca akan mendapatkan suatu pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan orang
yang jarang atau bahkan tidak pernah membaca. Dengan pengetahuan yang dimiliki
itu, orang dapat mengkomunikasikan kembali dalam bentuk lisan atau tulisan.
Dengan kata lain, membaca dapat membantu seseorang untuk meningkatkan
keterampilan berkomunikasi yang lain.
Membaca tentu saja sudah tidak
asing lagi untuk kita dengar. Di saat membaca, mungkin setiap orang punya cara
masing-masing dalam membaca. Dalam makalah ini membahas tentang membaca teliti
untuk menemukan ide pokok, agar kita mengetahui cara mengembangkan pikiran
pokok suatu paragraf sehingga kita tidak hanya membaca tapi juga mengetahui ide
pokok dalam suatu bacaan.
Dalam proses belajar mengajar
maupun kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa dilepaskan dari kegiatan
membaca, baik membaca itu untuk tujuan pendidikan (memperoleh nilai maupun
untuk kesenangan semata).
Membaca adalah suatun proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memproses pesan yang
hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan. Suatu
proses dimana kelompok kata yang
merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan
makna kata secara individual akan dapat diketahui.
Dalam membaca dikenal membaca
telaah isi yang memiliki pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang
tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman serta kekritisan
dalam berfikir. Dan dalam makna bacaan, tidak hanya diperoleh dari teks bacaan.
Tetapi juga oleh mental pikiran pembaca sendiri. Membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis(Tarigan,1986). Dari definisi Tarigan yang ditekankan adalah tujuan membaca yaitu memperoleh pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis melalui karangannya.
Begitu pula dengan pendapat lain, sebagai suatu
proses membaca menunjukkan bahwa informasi dari teks dan pengetahuan pembaca
mempunyai peranan utama dalam membentuk makna. Di sini menunjukkan seorang yang
tidak pernah membaca akan mengalami kesulitan dalam memahami teks bacaan.
Membaca sebagai strategi berarti pembaca menggunakan beberapa cara atau
strategi untuk mengkonstruksi makna yang terkandung dalam bacaan. Membaca
sebagai suatu interaksi berarti antara pembaca dan teks terlibat interaksi
sesuai konteks isi teks. Dalam tahap ini pembaca sudah menemukan suatu
kebermanfaatan dari membaca. (Klein dalam Rahim,2007). Setelah kita menemukan bahan atau hal yang menarik hati pada saat membaca,
tentu kita biasanya juga ingin mengetahui dan menelaah isinya secara lebih
mendalam, serta ingin membacanya dengan teliti.
Membaca
teliti merupakan suatu kegiatan yang sama pentingnya dengan membaca sekilas
sering kali kita perlu membaca teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam
kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan
yang menyeluruh. membaca
teliti (Close reading) adalah cara dan upaya untuk memperoleh pemahaman
sepenuhnya atas suatu bacaan. (Tarigan, 1986).
Membaca
dapat dilakukan dengan bersuara maupun tanpa suara. Membaca dengan bersuara
biasanya disebut dengan membaca teknik. Dalam jenis ini yang dipentingkan
adalah ketepatan intonasi yang meliputi tempo, nada, tekanan, dan jeda. Contoh
nyata dari membaca teknik adalah membaca tata urutan upacara, membaca berita,
membaca susunan acara, membaca pengumuman, membaca cerita pendek, membaca
puisi, dan lain sebagainya. Lain halnya dengan membaca tanpa suara. Membaca
jenis ini yang diutamakan adalah pemahaman pembaca untuk menyerap informasi
yang terkandung dalam bahan bacaan. Yang termasuk dalam membaca ini adalah
membaca pemahaman. Membaca pemahaman termasuk dalam membaca teliti atau close reading.
1.2
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam makalah
ini hanya membatasi dua siswa antara siswa SMP Negeri 1 Brondong kelas IX yang
bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah 16 Brondong
kelas IX yang bernama Dwi Indriana.
1.3
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah memberi arah terhadap
pelaksanaan kajian/penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
diuraikan, terdapat tiga
masalah dalam kajian ini.
1.3.1
Bagaimana
perbandingan membaca teliti antara siswa SMP Negeri 1 Brondong kelas IX yang
bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah 16 Brondong
kelas IX yang bernama Dwi Indriana?
1.3.2
Apa sajakah faktor
penghambat dalam membaca telilti?
1.3.3
Apa hasil dari
membaca teliti?
1.4
Subjek penelitian
Subjek penelitian dalam makalah
ini adalah siswa SMP Negeri 1 Brondong kelas IX yang bernama Amartya Meilana
Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah 16 Brondong kelas IX yang bernama Dwi
Indriana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perbandingan Membaca Teliti antara Siswa SMP Negeri kelas
IX yang bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah 16
Brondong kelas IX yang bernama Dwi Indriana
Bertolak dari hasil observasi yang telah kita lakukan, penulis melakukan penelitian
tindakan kepada dua orang siswa. Penelitian
tersebut difokuskan pada penelitian kompetensi membaca teliti. Jalan keluar yang akan dilakukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada adalah pemberian alternatif pelaksanaan pembelajaran
membaca dengan model dan teknik yang berbeda. Di samping itu, model yang
diambil juga harus dapat menggambarkan tingkat pemahaman siswa yang menyeluruh
baik pada pemahaman isi yang ditunjukkan dengan kemampuan mengerjakan kuis
maupun kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi bacaan baik secara lisan maupun
secara tulisan. Alternative pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan penerapan membaca cerpen. Alasan
pemilihan alternative ini adalah:
- Penelitian ini merupakan konsep yang mampu mengintegrasikan semua keterampilan berbahasa dari membaca. Dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan siswa akan memahami manfaat membaca bagi dirinya.
- Dengan melakukan penelitian dapat membantu siswa memahami keseluruhan isi bacaan. Seluruh kompetensi berbahasa dapat dilaksanakan dalam pembelajaran ini baik itu kompetensi menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis.
- Dalam penelitian ini dilaksanakan dengan kooperatif atau kerja sama. Dengan kerja sama ini anak akan terpacu untuk melaksanakan kegiatan membaca karena adanya motivasi yang dapat di ambil dari bacaan yang telah di baca.
Bacaan untuk penelitian metode SQ3R dalam membaca teliti.
Gelang
bukanlah kunci dari persahabatan
Di suatu sekolah ada dua gadis manis-manis dan pintar-pintar. Mereka
bernama Novita dan Meilla. Mereka berdua bersahabat sejak kelas 1 SMP. Dan
sekarang mereka duduk di kelas 8 SMP Bintang. Semua rintangan yang mereka
hadapi tidak dapat memisahkan persahabatan mereka. Dan pada suatu hari.....
“Novita mana ya? Tasnya juga belum ada. Nggak biasanya dia jam segini belum
di sekolah.” Batin Meilla.
“nyari siapa?” tanya Anita.
”nyari Novita, kamu tau nggak?” jawab Meilla
“emmmm enggak. Dia juga belum datang kan?” jawab Anita
“iya si!” ucap Meilla
“ya udah kalau gitu aku mau ke perpustakaan. Nggak ikut nih?” tanya Anita
“Enggak dehh, makasih!” jawab Meilla
“ya uda deh kalau gitu.” Jawab Anita
Saat pulang sekolah, Meilla langsung ke rumah Novita karena hari ini
Novita tidak masuk sekolah. Saat tiba di rumah Novita, Meilla berusaha
memanggil-manggil Novita tetapi tidak ada jawaban.
“nyari siapa neng?” tanya tetangga Novita
“nyari Novita. Rumahnya Novita kok sepi ya bu?” ucap Meilla
“oh itu neng, Novita sama keuarganya sudah kemarin minggu sudah pergi ke
Bogor.” Jawab tetangga Novita.
“emmmm ya uda bu, saya permisi dulu.” Ucap Meilla
Saat di rumah, Meilla masih memikirkan mengapa Novita pergi ke Bogor
tanpa memberi kabar apapun pada Meilla. Meilla mencoba menghubungi Novita ,
tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sampai-sampai Meilla sakit gara-gara
memikirkan kabar sahabatnya Novita.
Setelah 1 minggu, Novita kembali ke Jakarta. Dia tidak tahu Meilla sedang
sakit gara-gara memikirkan dia. Saat dia masuk sekolah,dia mencari-cari
Meilla karena dia mau memberikan oleh-oleh berupa gelang pasangan
persahabatan pada Meilla. Saat Novita tahu Meilla sakit, Novita langsung
pergi ke rumah Meilla.
“Meilla....” teriak Novita
“oh, Novita. Masuk! Meillanya ada di dalam. Meilla pasti senang melihat
Novita datang.” Ucap ibu Novita
“iya Tante.” Jawab Novita
Saat di kamar Meilla....
“Meilla.” Ucap Novita pelan
“Novita?” Ucap Meilla kaget
“iya, ini akau Novita sahabat kamu.” Jawab Novita
“apa kamu bilang? Sahabat? Apa yang kamu bilang sahabat? Kenapa kamu
pergi ke Bogor nggak bilang-bilang ke aku? Dan selama di Bogor kenapa kamu
tidak pernah menghubungiku? Apa itu namanya sahabat?” ucap Meilla marah
“maafkan aku Meilla, aku tidak sempat menghubungimu dan memberi tahumu.
Karena aku khawatir dengan keadaan ayahku yang ada di Bogor. Ayahku sekarang
sedang sakit parah di Bogor. Maafkan aku Meilla.” Ucap Novita.
“emmm iya, Maafkan aku juga ya! Aku udah marah-marah ke kamu.” Ucap
Meilla
“Ini juga salah aku. Eh, aku punya oleh-oleh buat kamu. Ini gelang
persahabatan.” Jawab Novita sambil mengeluarkan sepasang gelang dari sakunya.
Sejak itu, Meilla menjaga baik-baik gelang persahabatan itu. Tidak ada yang
boleh memegang gelang itu, karena ia khawatir gelang persahabatan pemberian
sahabatnya rusak apalagi hilang. Tapi pada suatu hari, saat Meilla sedang
berjalan di pinggir jalan, gelang persahabatan itu jatuh. Dan tanpa sadar
gelang itu terlindas mobil dan akhirnya rusak. Ssat di jalan Meilla tidak
sadar bahwa gelang persahabatannya jatuh dan terlindas mobil sampai rusak.
Saat ia di rumah, ia baru sadar dan mencari-cari gelang itu sampai ia
menangis dan ketakutan. Meilla mencari gelang itu terus dan terus.
Kringgggggg.... (telephon rumah Meilla berbunyi)
Via telephon:
“haalo. Mel mhabis ini aku mau main ke rumahmu boleh ya? Aku juga mau
belajar bersama denganmu.” Suara Novita dari seberang sana.
“emmm iya tentu boleh Novita.” Jawab Meilla
“ya udah Mel, 5 menit lagi aku sampai.” Novita
Kemudian telephon pun ditutup, Meilla binggung karena belum menemukan
gelang persahabatan pemberian Novita. Dan 5 menit kemudian...
“Meilla....!” teriak Novita
“iya, Eh Novita. Masuk yuk.” Ucap Meilla gerogi.
“Mel, kamu kenapa sih?” tanya Novita heran.
“emmm enggak kok. Nggak pa-pa.” Jawab Meilla
“masa; si?” tanya Novita
“emmmmm sbenarnya si, a a aku udah ngilangin gelang yang uda kamu kasih
ke aku. Tapi aku bisa jelasin ko’. Please maafin aku.” Ucap Meilla cemas.
“hahaaaa ya ampun Meilla, aku kira kamu kenapa. Habis muka kamu pucat
banget si. Apa sih arti sebuah gelang dalam persahabatan? Gelang itu nggak
berarti apa-apa. Kunci persahabatan bukanlah gelang, melinkan kesetiaan dan
pengertian satu sama lain. Jadi kamu nggak usah takut. Aku nggak bakal marah
kok sama kamu.” Ucap Novita sambil melepas gelangnya dan membuangnya.
“tapi Novita, itu kan gelang persahabatan kita.” Ucap Meilla
“udahlah, gelang dapat di beli. Tapi sahabat sejati tidak dapat di beli.”
Jawab Novita
“thanks ya Novita.” Ucap Meilla
“we are best friend forever...!” ucap Meilla dan Novita
Akhirnya persahaban Meilla dan Novita semakin erat. Tidak ada orang yang
mampu memisahkan persahabatan mereka.
|
Perbandingan jawaban dari pertanyaan yang kami berikan dalam membaca teliti
yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 1
Brondong kelas IX yang bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah
16 Brondong kelas IX yang bernama Dwi Indriana mempunyai perbandingan dalam
membaca teliti, bahwasanya salah satu dari siswa tersebut belum begitu
menerapkan ketelitian dalam membaca karena masih adanya kesalahan dari jawaban
yang kami berikan dalam pertanyaan. Sebagaimana pertanyaan yang kita ajukan
sebagai berikut:
Pertanyaan
- Ceritakan secara ringkas cerpen “gelang bukanlah kunci dari persahabatan” !
- Pelajaran atau amanat apakah yang dapat kita ambil dari cerita tersebut?
Jawaban
- Nama : Amartya meilana irliyanti
- Kelas : IX
- Sekolah : SMP Negeri 1Brondong
- Ada seorang sahabat yang bernama Novita dan Meilla, persahabatan mereka begitu erat, pada sutau hari Novita harus pergi ke bogor karena ayahnya sakit parah, Meilla mencari-cari Novita di kelas, di rumah tapi tidak ada sampai satu minggu kemudian Novita datang dengan membawa gelang persahabatan Novita pergi ke rumah Meilla dengan membawa gelang tersebut dan Meilla pun menerimahnya. Saat pulang sekolah Meilla berlari-lari di pinggir jalan dia tidak sadar kalau gelangnya telah jatuh dan tertindas mobil, sampai di rumah Meilla mencari-cari gelang tetapi tidak ketemu. Novita menelpon Meilla katanya dia akan pergi kerumah Meilla. Setiba di rumah Meilla, Novita bertanya kepada Meilla “kamu kenapa?” Meilla pun menjawab “gelangnya hilang Nov, maaf ya ……” Novita menjawab ” nggak papa kok apasih artinya gelang dalam sebuah persahabatan?” Meilla “ kirain kamu marah karena gelang nya hilang”. Novita “ persahabtan itu butuh kesetiaan dan pengertian satu sama lain kita kan best friend forever”. Persahabatn mereka tidak bisa di ppisahkan sampai kapan pun.
- Persahabatn itu butuh kesetiaan dan pengertian.
- Nama : Dwi Indriana
- Kelas : IX
- Sekolah : SMP Muhammadiyah 16 Brondong
- Meilla dan Novita adalah sahabat dari kelas satu SMP, hingga suatu hari Novita tidak masuk sekolah, Meilla bingung mencari Novita, Anita pun teovita tidak masuk sekolah, Meilla pun memutuskan untuk menemui Novita kerumah nya, sampai akhirnya Meilla sampai di rumah Novita dan mulai mengetuk pintu sampai beberapa kali, namun tidak ada jawaban, hingga seorang memberi tahu Mellia kalau Novita pergi ke Bandung dan membawa banyak barang. Meilla bertanya-tanya dalam hati, memikirkan Novita hingga dia jatuh sakit. Beberapa hari kemudian Novita pulang dan mendengar kabar kalau Meilla sakit,Novita langsung pergi kerumah meilla dengan membawa oleh-oleh gelang persahabatan, sampai Meilla kaget dan marah hingga Novita menjelaskan semuanya dan memberi gelang persahabatn itu kepada Meilla. Suatu ketika gelang persahabtan Novita itu hilang, Meilla panic hingga mukanya pucat, dia takut Novita marah dan di luar dugaan malah persahabatn mereka semakin erat.
- Tidak ada yang menandingi sebuah persahabatan.
Dan dalam penelitian membaca
teliti kali ini, kami menggunakan cara studi SQ3R. Perlu dijelaskan bahwa SQ3R
adalah suatu metode studi yang mencakup lima tahap yaitu survey, question, read, recite dan review.
a.
Survey (suvei; penelitian pendahuluan)
Periksalah
keselruhan tugas yang di berikan kepada anda. perhatikan judul-judul sera
subjudul-subjudul.
b.
Question (tanya)
Pengalaman
telah menunjukan bahwa apabila kita telah membaca untuk menjawab sejumlah
pertanyaan maka kita harus membaca secara hati-hati serta seksama dan kita akan
mengingat lebih baik apa yang kita baca.
c.
Read (baca)
Seperti
yang telah kita keetahui dari uraian terdahulu, setiap paragraf mengembangkan
satu pikiran pokok.
d.
Recite (Ceritakanlah kembali dengan kata-kata sendiri)
Sekarang
berhenti dulu dan renungkan kembali apa yang telah di telaah, kita harus yakin
bahwa kita dapat menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan, dan mencoba untuk
meramalkan pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan. Semakin cermat dan teratur
kita melakukan langkah metode-metode ini semakin tinggi pula taraf penguasaan
kita terhadap tugas itu.
e.
Review (Tinjau Kembali)
Periksalah
kembali keseluruhan bagian itu jangan di ulang baca. Langkah atau tahap ini
akan banyak menolong kita dalam mengingat bacaan tersebut sehingga kita akan
dapat dengan mudah mengingatnya.
Dalam penelitian
kami menggunakan metode SQ3R yang terpacu pada membaca cerpen saja karena metode SQ3R dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman bahasa Indonesia. Salah satu faktor pendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena rendahnya hasil belajar
bahasa Indonesia salah satu penyebabnya karena kemampuan membaca mereka dalam
memahami bacaan yang masih rendah. Dan dalam perbandingan membaca teliti antara
siswa SMP Negeri 1 Brondong kelas IX
yang bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP Muhammadiyah Brondong
kelas IX yang bernama Dwi Indriana dari metode yang kita pakai terdapat
beberapa perbedaan, diantaranya:
Metode SQ3R
|
Amartya Meilana Irlianti (SMP N 1 Brondong kelas IX)
|
Dwi Indriana (SMP M 16 Brondong kelas IX)
|
Survey
|
Siswa mampu membaca teliti serta memahami bacaan
tersebut dan kemudian mampu meringkas isi cerpen yang telah dibaca.
|
Siswa mampu membaca kemudian dapat menulis kembali ide pokok
dengan mengembangkan pemikirannya sendiri.
|
Question
|
Siswa mampu
membayangkan dan berfikir tentang isi bacaan sehingga dapat menjawab
pertanyaan yang kita ajukan.
|
Siswa mampu berfikir tentang isi bacaan, akan tetapi
masih adanya kesulitan dalam memberikan amanat dari isi cerpen yang telah
dibaca.
|
Read
|
Siswa mampu
membaca isi cerpen dengan teliti.
|
Siswa mampu membaca, akan tetapi kurang adanya
ketelitian.
|
Recite
|
Siswa mampu membaca teliti dengan baik, tetapi belum
bisa mengembangkan isi cerpen dengan kata sendiri.
|
Siswa mampu membaca dengan baik, sehingga dapat
menceritakan isi cerpen dengan kata-kata sendiri.
|
Review
|
Siswa mampu
konsentrasi dalam membaca teliti tanpa adanya membaca ulang, sehingga tidak
ada kesalahan dalam memceritakan kembali isi cerpen.
|
Siswa mampu
membaca dengan baik, tetapi kurang adanya kosentrasi sehingga adanya jawaban
yang salah dalam menceritakan kembali isi cerpen.
|
2.2
Faktor Penghambat dalam Membaca Teliti
Suatu paragaraf
yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (atau central thought). Kadang-kadang kata
pikiran pokok tersebut diekspresikan dalam suatu kalimat judul (atau topic sentence). Pada awal paragraf.
Oleh karena itu kita perlu melatih diri mengenal pikiran pokok tersebut serta
melihat bagaiman caranya paragraf
mengembangkan paragarf tersebut.
Sebelumnya, perlu
dikatahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu
paragraf, antara lain:
- Dengan mengemukakan alasan-alasan.
- Dengan mengutarakan perincian-perincian.
- Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh.
- Dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal.
Di dalam membaca
teliti pastinya juga mempunyai hambatan dalam membacanya, diantaranya:
- Siswa belum mampu memahami bacaan tersebut.
- Siswa belum dapat mengapresiasi bacaan yang telah dibaca.
- Minat baca siswa kurang dan mempengaruhi pola berfikir siswa menjadi lambat
Selain adanya
hambatan dalam membaca teliti, pastinya juga mempunyai tujuan dalam membaca
teliti, diantaranya:
- Mendapatkan informasi.
- Memperoleh pemahaman.
- Memperoleh keterangan tentang suatu yang khusus atau penting.
- Dapat memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang.
- Memperkuat niali pribadi atau keyakinan.
Selain adanya hambatan-hambatan
yang sudah kami paparkan di atas, dalam penelitian kami terdapat juga hambatan
yang di alami siswa yaitu kurangnya kosentrasi dalam membaca dan kurangnya
pemahaman tentang isi dari bacaan yang kami jadikan bahan penelitian, sehingga
adanya jawaban yang tidak sesuai dengan bacaan. Sebagaimana bukti dari jawaban
siswa SMP M 16 Pambon yaitu “hingga seorang memberi
tahu Mellia kalau Novita pergi ke Bandung
dan membawa banyak barang.”
Sedangkan dalam cerpen yang
kita ajukan yakni kota yang dituju Novita adalah Bogor, bukan Bandung.
2.3
Hasil dari Membaca Teliti
Dalam
pembelajaran membaca terbukti telah membawa efek positif dalam pembelajaran di
kelas. Efek positif tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan tingkah laku
dan peningkatan nilai. Perubahan tersebut ditunjukkan dari perolehan penilaian
proses, penilaian mengerjakan kuis secara individual, penilaian menceritakan
secara lisan, dan penilaian reproduksi cerita secara tertulis.
Ditinjau dari penilaian proses, penggunaan model pembelajaran mempengaruhi siswa ke arah yang positif yang ditunjukkan dengan:
Ditinjau dari penilaian proses, penggunaan model pembelajaran mempengaruhi siswa ke arah yang positif yang ditunjukkan dengan:
a. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran membaca.
b. Kegiatan pembelajaran berpusat pada
siswa sedangkan guru bertugas sebagai fasilitator, mediator, dan kontrol
belajar.
c. Siswa lebih dapat menghargai
pembicaraan temannya dan berlatih kerja sama dibandingkan dengan model
konvensional.
d. Siswa lebih mudah memahami isi
bacaan dengan saling berbagi antarteman.
Dalam kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti memerlukan keterampilan, antara lain:
- Survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum.
- Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraph-paragraph untuk menemukan kalimat judul dan perincian-perincian penting.
- Menemukan hubungan setiap paragraph dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Uraian pembahasan yang begitu detail,
mendalam, dan panjang perlu diambil intinya sehingga dapat dipahami dengan
mudah. Inti dari pembahasan tersebut merupakan simpulan kajian. Berdasarkan
pembahasan pada bab II, dapat diambil tiga
simpulan.
- Dari penelitian yang telah kelompok kami lakukan, terdapat perbandingan antara siswa SMP N 1 Brondong kelas IX yang bernama Amartya Meilana Irlianti dengan siswa SMP M Brondong kelas IX yang bernama Dwi Indriana bahwasanya siswa yang bernama Dwi Indriana kuarang adanya kosentrasi dalam membaca teliti, sehingga masih adanya kesalahan dalam menjawab pertanyaan yang kami ajukan.
- Faktor penghambat yang dapat mempengaruhi siswa dalam membaca teliti diantaranya karena siswa kurang mampu dalam memahami bacaa, siswa belum dapat mengembangkan isi dari bacaan yang telah dibaca, dan kurangnya minat siswa dalam membaca sehingga siswa kurang mendapat pemahaman dari apa yang telah di baca.
- Hasil yang dapat diperoleh dari membaca teliti yakni siswa lebih mempunyai minat dalam pembelajaran membaca, kegiatan belajar mengajar lebih terfokuskan kepada siswa sedangkan guru hanya sebagai pembimbing dalam mendukung adanya kegiatan belajar mengajar, siswa lebih bisa menghargai pendapat orang lain sehingga dapat menimbulkan rasa kerja sama dalam hal positif untuk mendukung kegiatan belajar mengajar tersebut.
3.2
Saran
Penulis menyadari bahwa kajian yang
telah dilakukan ini tidak terlepas dari kekurangan. Saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sehingga kajian ini
menjadi semakin mantap. Akhirnya, semoga kajian ini memberikan manfaat bagi
pembaca dalam menambah khasanah keilmuan. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Nanasnugi.
2014. “Membaca Teliti” (online) (http://www.naslaardhy.blogspot.com/membaca-teliti.htm, diakses tanggal 12 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar