Minggu, 03 Mei 2015

Membaca Ide

MEMBACA IDE DENGAN METODE POINT (PURPOSE, OVERVIEW, INTERPRET, NOTE, TEST) PADA SISWA KELAS VI MIM 02 PONDOK MODERN MUHAMMADIYAH PACIRAN
 Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Membaca
Dosen Pengampu: Yunita Suryani, M.Pd.
   


Oleh:
Aisyah
M. Irwan Firdaus
Mir’atul Islamiyah
Rendi Septian Ar Rohman
Renita Nora Lukiningtyas
Siti Nurcholifah
Wiwin Nadhifah
                           PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2015 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pada siswa sekolah dasar, membaca merupakan landasan bagi tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebagai kemampuan yang mendasari tingkat pendidikan selanjutnya, membaca perlu mendapat perhatian guru, sebab jika dasarnya kurang pemahaman, maka pada tahapan pendidikan berikutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan selanjutnya.
Menurut Leonhardt (dalam Sukino, 2010:11) menyatakan bahwa anak-anak yang gemar membaca akan memperoleh rasa kebahasaan tertulis, yang kemudian mengalir dalam tulisan mereka. Dengan hal tersebut, anak akan mengerti dengan baik bagaimana cara mengembangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan yang mana membaca merupakan subjek terpenting dalam proses pendidikan.
Pembaca harus berpikir secara kritis dan logis. Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap, dan keluasan pandangan terhadap masalah, akan berperan mempengaruhi seseorang dalam memahami ide-ide yang dibacanya.
Banyak informasi yang didapatkan melalui bacaan. Banyak buku yang dapat digunakan siswa memperoleh informasi dan ide-ide baru dengan cara membacanya. Perlu diketahui bahwa proses membaca ide dengan baik dibutuhkan niat yang sungguh- sungguh, usaha keras.
Membaca ide atau reading for ideas adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan (Tarigan, 2008:120). Sumber yang kaya akan ide-ide merupakan dasar bagi komunikasi, khususnya anak-anak di tingkat sekolah dasar cenderung berbicara dan menulis dengan baik jika mereka penuh dengan ide-ide.
Keberhasilan seseorang dalam membaca dapat diukur dengan seberapa besar pemahamannya terhadap isi atau materi bacaan tersebut. Artinya, dalam membaca dituntut pemahaman yang tinggi agar seseorang dapat mengetahui makna yang terkandung dalam sebuah bacaan, terutama dalam kegiatan belajar mengajar.

1.2  Batasan Masalah
Batasan masalah yang menjadi fokus penelitian kami dibatasi pada penelitian membaca ide dengan penerapan metode POINT (Pupose, Overview, Interpret, Note, Test) dari 2 bacaan yaitu cerita rakyat daerah dan berita surat kabar oleh satu siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran-Lamongan.

1.3  Rumusan Masalah
Terdapat empat masalah yang dibahas dalam kajian ini.
1.      Bagaimana proses membaca ide pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah?
2.      Bagaimana teknik kecepatan membaca ide pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah?
3.      Apa faktor yang mempengaruhi membaca ide pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah?

1.4  Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk:
1.      Untuk mengetahui proses membaca ide siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah.
2.      Untuk mengetahui kecepatan membaca ide pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah.
3.      Untuk mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi membaca ide pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran studi kasus pada Fatimah.

1.5  Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran, studi kasus pada Fatimah.

1.6  Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1.      Memberikan pemahaman lebih luas dari membaca ide studi kasus pada siswa tingkat sekolah dasar kelas VI.
2.      Memberikan gambaran pembelajaran membaca ide yang tepat digunakan pada siswa sekolah dasar sesuai kegiatan belajar mengajar.

1.7  Kajian Pustaka
1.7.1        Membaca Ide
Membaca Ide (Tarigan, 2008:120) adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Kita harus sadar, sepanjang kehidupan banyak informasi yang kita manfaatkan berasal dari bacaan. Bagi banyak orang, koran dan penerbitan-penerbita berkala merupakan sumber utama orang lain membaca buku-buku yang mereka beli.
Sedangkan yang lainnya memasuki suatu perkumpulan yang mengirim satu buku setiap bulan. Perpusatakaan umum dan keliling juga merupakan sumber bagi sekelompok orang. Semua bahan bacaan ini merupakan sumber topik-topik bagi diskusi, percakapan, penuturan cerita, penjelasan, laporan, serta kegiatan-kegiatan lisan dan tulisan lainnya.
Membaca untuk mengetahui merupakan suatu topik yang baik. Masalah apa yang terdapat pada cerita itu, apa yang dipelajari oleh sang tokoh dan merangkumkan apa yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai maksudnya. Kegiatan serupa itu disebut reading for  my ideas (Anderson dalam Tarigan, 2008:120), atau dapat diperjelas dengan membaca untuk mencari ide-ide penting.
Pembaca yang baik tahu mengapa dia membaca. Setiap pembaca yang baik ialah bahwa dia tahu dan sadar mengapa dia menbaca. Dua buah maksud yang paling umum menurut Tarigan (2008:121) adalah:
a) mencari informasi
b) menikmati bacaan
Kedua alasan tersebut mempunyai beribu adaptasi, tetapi pada hakikatnya dalam setiap bentuk berusaha mengajak para pembaca menyesuaikan diri pada halaman-halaman cetakan.
Pembaca yang baik adalah memahami benar-benar apa yang dibacanya. Hal ini menuntut perhatian atau konsentrasi dan suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Serta menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifan terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan.
Pembaca yang baik puladapat dilihat bagaimana dia,
1.      Mengetahui alasan mengapa dia membaca
2.      Memahami apa yang dibacanya
3.      Menguasai teknik kecepatan membaca
4.      Mengenal berbagai media cetak
Pemahaman juga sangat dibantu oleh refleksi atau pemikiran terhadap apa yang dibaca.

1.7.2        Hubungan Membaca Ide dengan Membaca Telaah Isi yang Lain (Teliti, Pemahaman, Kritis)
Hubungan antara membaca ide dengan berbagai membaca telaah isi dengan membaca telaah isi yang lain antara lain (Iwans, 2008):
1.      Hubungan dengan Membaca Teliti
Untuk membaca ide pada setiap bacaan tentunya perlu ketelitian yang baik dari pembaca untuk menemukan ide, gagasan pada tulisan yang dibacanya. Maka terlihat jelas membaca teliti merupakan tahapan untuk mencapai/menemukan ide, gagasan dalam bacaan.
2.      Hubungan dengan Membaca Pemahaman
Bagaimana kita dapat menemukan ide, gagasan dalam tulisan apabila kita tidak memahami bacaan yang kita baca tersebut. Maka membaca pemahaman juga erat hubungannya dengan membaca ide.
3.      Hubungan dengan Membaca Kritis
Seorang pembaca kritis tidak akan mampu menganalisis suatu bacaan apabila dia sendiri tidak mengetahui/menemukan gagasan, ide yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh penulis. Maka membaca ide adalah suatu tahapan untuk menjadi pembaca kritis dan begitu pula sebaliknya.

1.7.3        Mengukur Kecepatan Membaca
Salah satu yang harus dimiliki pembaca ialah memiliki ragam kecepatan membaca, menurut Tarigan (2008) sesuai dengan sifat bacaan yang menuntut perhatiannya, kecepatan membaca digolongkan sebagai berikut:
a.       Membaca sekilas, memetik secara kasar tiga atau empat hal dalam satu halaman untuk memperoleh gambaran umum bagian sebagian suatu keseluruhan.
b.      Membaca dengan cepat (to scan), yaitu membaca segala sesuatu secara cepat untuk mencari hal tertentu yang dia inginkan. Membaca cepat yang baik rata-rata 800 – 1000 kata dalam satu menit. Dia tidak akan dapat lulus ujian berdasarkan apa yang telah dibacanya dengan cepat, tetapi dia akan mendapatkan apa yang dicarinya.
c.       Membacanya demi kesenangan; suatu cara membaca yang melewatkan hal-hal yang kurang menarik, dan membaca lambat-lambat hal-hal yang menarik hati atau ketika terdapat apresiasi yang kuat. Membaca seperti ini rata-rata sekitar 500 – 600 kata dalam satu menit.
d.      Membaca dengan serius bahan-bahan yang penting dan tidak akan kehilangan suatu hal. Membaca seperti ini rata-rata dengan kecepatan 300 – 500 kata dalam satu menit.
Atau dapat pula diukur dalam skala yang lebih luas,
0 – 150 kpm (Lambat)
150 – 300 kpm (Rata-rata)
300 – 500 kpm (Cepat)
500 – 750 kpm (Tinggi)
750 – 1000 kpm (Sangat tinggi) (digunakan membaca skimming atau scanning)
Dalam menentukan kecepatan membaca, digunakan rumus KEM (Kecepatan Efektif Membaca), yaitu:


Keterangan:
            : jumlah kata yang dibaca
Wm          : waktu tempuh baca dalam satuan menit
Wd           : waktu tempuh baca dalam satuan detik
B              : skor bobot perolehan tes yang dapat dijawab dengan benar
SI             : skor ideal atau skor maksimal
kpm          : kata per menit
(Fokus Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII, :89-90)

1.7.4        Penerapan Metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test)
Kegiatan membaca memiliki beberapa metode, salah satunya ialah metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test). Metode ini dipilih karena memiliki tahapan yang membantu dalam membaca sebuah bacaan serta segala yang dibutuhkan dalam proses membaca ide.
Menurut Ermanto (dalam Daniati, 2012:265) penggunaan strategi POINT dilakukan dalam lima tahap yaitu:
1.      Purpose (tujuan), tahapan maksud pokok penulis dalam bacaan
2.    Overview (melihat sekilas), tahapan melacak atau meninjau pokok-pokok informasi dalam bacaan
3.      Interpret (menafsirkan), tahapan menganalisis atau menafsirkan informasi dan pesan dalam bacaan
4.      Note (mencatat), tahapan mencatat informasi atau pesan yang disampaikan penulis.
5.      Test (menguji), tahapan menjawab pertanyaan
Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan mampu dan tepat dilaksanakan sesuai dengan pemahaman membaca ide.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Proses Uji Membaca Ide pada Siswa
Penelitian telah dilakukan dan diujikan pada Fatimah, 12 tahun, siswa kelas VI MIM 02 Pondok Modern Muhammadiyah Paciran pada:
Hari/Tanggal         : Jumat, 10 April 2015
Waktu                   : 06.00 WIB
Lokasi                   : Jalan Sukunan RT 8 RW 1 Paciran, Lamongan
Dalam pelaksanaannya, siswa diberikan dua buah naskah teks bacaan. Antara kedua teks yang diberikan berbeda.
  1. Naskah teks pertama adalah dongeng rakyat fabel berjudul Dongeng Luwing yang Sombong, teks memiliki 903 kata.
  2. Naskah teks kedua adalah berita kriminal surat kabar berjudul Tembak Penjambret Istri Kapolsek, teks memiliki 152 kata.

Pelaksanaan dilakukan ketika siswa dalam keadaan tanpa beban aktifitas lain selain terfokus pada penelitian. Tahapan-tahapan proses penelitian diberikan sesuai dengan metode yang dipilih, yaitu metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test) antara lain:
1.      Siswa diberi dua naskah teks berbeda secara bersamaan. Teks dongeng fabel dan berita kriminal. Selanjutnya siswa diminta untuk melihat kedua naskah bersama, untuk menentukan naskah teks mana yang dibaca terlebih dahulu dengan memberikan tujuan/alasan mengapa memilihnya sebagai teks pertama untuk dibaca, sesuai dengan langkah Purpose (tujuan).
2.      Siswa dipersilakan melihat sekilas keseluruhan isi kedua teks untuk mengetahui garis besar isi kedua naskah sebelum benar-benar membaca. Kemudian siswa diminta untuk memilih kembali teks mana yang benar-benar akan dibaca terlebih dahulu, sesuai dengan langkah Overview (melihat sekilas).
3.      Siswa memulai membaca masing-masing teks dengan cara membacanya dalam hati. Setiap siswa selesai membaca satu naskah teks, siswa diminta untuk menafsirkan langsung secara singkat makna dari teks yang dibaca, hal sama dilakukan pada teks selanjutnya/kedua, sesuai dengan langkah Interpret (menafsirkan).
4.      Selesai tahap menafsirkan langsung, siswa diminta mencatat hal-hal penting dari kedua teks yang sudah dibaca sebelumnya, sesuai dengan langkah Note (mencatat).
5.      Tahap terakhir, siswa diuji pemahaman akhir dengan diberikan pertanyaan seputar bacaan, sesuai dengan langkah Test (menguji).

Berikut teks yang diujikan.

TEKS 1 (DONGENG FABEL)
Dongeng Luwing yang Sombong
Dulu Luwing adalah binatang yang kecil, panjang, dan dapat berlari sangat kencang. Dia dapat mengejar matahari sampai terbenam. Karena larinya yang kencang itu, tidak ada satu binatang pun yang berani melawan Luwing. Bahkan, manusia juga menghormati Luwing.
Setiap hari Luwing mengajak binatang lain berlomba lari dengannya. Akan tetapi, setelah kekalahan sang Kancil, tidak ada binatang yang mau menantang Luwing berlari. Karena tidak ada yang berani menantang, Luwing semakin sombong. Bahkan, dia berani melawan penguasa alam semesta yang menciptakannya.
Mendengar ucapan Luwing menantang penguasa alam semesta, para binatang merasa khawatir. Jangan-jangan Luwing mendapat hukuman karena kesombongannya itu.
Menurut cerita, pagi hari Luwing masih ada di Lampung dan hanya beberapa jam saja, dia sudah berada di benua lain di atas bumi ini. Banyak oleh-oleh dikumpulkannya.
Anak-anak Luwing pun sombong. Walaupun badan mereka kecil, masyarakat Luwing sangat berani kepada binatang lain.
Lama-kelamaan Luwing merasa kesepian sebab tidak ada lagi binatang yang mau berkawan dengan mereka. Tabiat jeleknya muncul apabila dia berjalan sendiri. Jangankan berkawan, menegur bila berpapasan dijalan pun tidak ada yang mau. Oleh karena itu, Luwing sering mengganggu binatang lain, bahkan memasuki rumah orang tanpa permisi.
Pada suatu hari, Luwing membuat gempar penghuni hutan karena perbuatannya, yaitu dia mengajak burung hantu untuk berlomba. Karena sudah tahu kecepatan Luwing, burung hantu menolak secara halus. Dia takut Luwing akan tersinggung. Akan tetapi, dasar sombong dan merasa diri jagoan, keramahan burung hantu dianggap Luwing sebagai penghinaan.
Kamu menghina saya, ya?” tanya Luwing dengan mata melotot kepada burung hantu. Burung hantu pun sangat takut. Dia mencoba menjelaskan masalahnya kepada Luwing. “Aku tidak menghinamu, tapi sekarang aku sedang tidak enak badan,” kata burung hantu pelan sekali.
Kamu bohong. Mukamu tidak pucat,” gertak Luwing. Sesungguhnya, burung hantu memang agak tidak enak badan. Selain itu, dia merasa percuma bertanding dengan Luwing. Walaupun burung hantu bisa terbang, dia akan tetap kalah.
Hanya dengan kamu, saya belum pernah berlomba.” Kata Luwing singkat.
Burung hantu tidak tahu apa yang harus dikatakannya kepada Luwing agar mengerti keadaannya. Burung lain yang ada di tengah hutan itu tidak berani mendekat. Mereka takut diancam Luwing.
Karena burung hantu tidak juga mau, Luwing pun habis kesabarannya. Dia mengambil minyak lampu dan mengoleskannya kemata burung hantu. Luwing tertawa terbahak-bahak ditengah hutan sehingga binatang lain lari tunggang langgang.
Sambil pergi meninggalkan burung hantu yang kesakitan, Luwing bersumpah, “hai burung hantu, kamu tidak akan dapat melihat pada siang hari, matamu hanya dapat melihat pada malam hari!” Itulah sebabnya burung hantu sulit melihat pada siang hari. Dengan cepat, tersebarlah berita penganiayaan Luwing terhadap burung hantu. Binatang lain merasa kasihan.
Mereka pergi kerumah burung hantu, ikut berduka cita. Saat itu, burung hantu bersumpah akan memakan Luwing beserta anak cucunya bila terlihat pada malam hari. Sejak itu, burung hantu dan Luwing tidak pernah bertemu. Karena dianggap keterlaluan, berkumpullah binatang hutan. Mereka bermusyawarah mencegah Luwing berbuat yang tidak-tidak kepada binatang lain.
Musyawarah itu berjalan sampai sebulan. Burung hantu hadir sebagi saksi terakhir. Hasil musyawarah binatang penghuni hutan itu adalah meminta kepada penguasa alam semesta agar menghukum Luwing yang terlalu sombong.
Mendengar keputasan binatang penghuni hutan, Luwing marah sekali. Dia mendatangi bintang itu satu persatu sambil mengatakan bahwa dia tidak akan bisa dikutuk penguasa alam semesta. Lalu, dia mengumpulkan binatang penghuni hutan untuk berkumpul di tengah lapangan. Binatang yang mau berkumpul akan dihancurkannya.
Pada suatu hari, berkumpulah seluruh binatang di sebuah lapangan yang luas. Anak-anak dan cucu Luwing nampak mondar-mandir sambil mengejek binatang lain. Tidak lama kemudian, muncullah induk Luwing di atas mimbar yang terbuat dari batu pulih.
“Dengarkan saya!” Luwing mulai berpidato. “Saya mau menyampaikan kesan saya terhadap keputusan binatang penghuni hutan yang mengutuk saya. Perlu kalian ketahui, tidak akan ada yang berani menghukum saya. Sayalah yang terhebat di muka jagat ini... kalian harus mengerti dan...,
Sebelum Luwing melanjutkan kata-katanya, beberapa anak Luwing menjerit. Mereka ketakutan dan mendatangi induknya di atas mimbar.
“Siapa yang berbuat jahat kepada kalian?” tanya induknya.
“Tidak tahu, Mak,” jawab anak-anak Luwing. Induk Luwing geram memandang binatang yang hadir pada saat itu, dia mengancam akan menghukum mereka karena anak-anaknya kesakitan. Binatang yang hadir pada waktu itu sangat takut. Akan tetapi, mereka tidak merasa berbuat apa-apa. Setelah diselidiki, induk Luwing ingin mendekati para binatang dengan maksud akan menghukum.
Induk Luwing segera berlari turun dari mimbar yang cukup tinggi itu. Tiba-tiba dia terjatuh. “Aduh sakit,” serunya. Binatang lain heran. Tidak lama kemudian, mereka pun tertawa meski masih tertahan-tahan.
Mendengar ada yang berani tertawa, induk Luwing semakin marah. Hatinya panas, dia ingin segera menghukum binatang yang hadir saat itu. Dia pun bangkit akan berlari. Akan tetapi, dia tidak sanggup berlari kencang. Dia melihat kakinya dan terkejut. Mukanya pucat pasi seperti tidak berdarah lagi.
Sadarlah Luwing, dia tidak dapat berlari lagi karena kakinya sangat banyak. Dengan perasaan malu, dia meminta ampun kepada penguasa alam semesta. Sementara itu, binatang lain meninggalkan keluarga Luwing yang merasa malu sekali. Apa boleh buat, permintaan binatang penghuni hutan telah menjadi kenyataan. Dengan perasaan malu tidak terhingga, keluarga Luwing merangkak masuk kedalam hutan. Mereka berjalan dibawah dedaunan yang gugur agar tidak terlihat binatang lain.
Sejak itu, Luwing tidak bisa berlari kencang, apalagi mengejar matahari. Untuk menempuh tanah sebidang saja, mereka perlu waktu berhari-hari. Kadang-kadang mereka diinjak binatang besar di dalam hutan. Burung hantu yang pernah disakiti Luwing, mengejek dari atas pohon.
Akhirnya, Luwing berusaha meminta belas kasihan kepada manusia. Setiap hari mereka mendatangi rumah manusia. Akan tetapi, manusia tidak mau menerima mereka. Setiap kali Luwing masuk ke rumah, selalu dibuang oleh manusia. Ternyata, mereka tidak jera mendatangi rumah manusia hingga sekarang.
Kesombongan Luwing akhirnya terbatas juga. Kini, mereka hanya menyesali perbuatan mereka. (Sumber: Naim Emel Prahana, Cerita Rakyat dari Lampung, hlm. 44)

TEKS 2 (BERITA KRIMINAL)
Tembak Penjambret Istri Kapolsek
Makassar, dua penjambret istri kapolsek Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan, Tri Nuri Handayani, akhirnya tertangkap. Bahkan mereka harus dilumpuhkan dengan timah panas saat ditangkap polisi karena berusaha kabur. Keduannya adalah Edo Supriyadi alias Edo, 27, dan Ismail Abdul Rohman alias Mail, 32. Mereka terpaksa ditembak saat hendak kabur dari sergapan petugas. Tidak ayal, dua pelaku lantas dihadiahi dua butir peluru.
Anggota jajaran reserse mobile (Resmob) Polrestabes Makassar membekkuk mereka di dua lokasi berbeda. Mail lebih dulu ditangkap di Kandea, kemudian disusul Edo yang dibekuk di Rappocici kemarin dini hari (25/2).
Wakil kepala satuan Reserse Criminal (Wakasatreskrim) Polestabes Makassar. Kompol Gani Almsyah mengungkapkan, dua pelaku tersebut sebelumnya berhasil merampas tas yang berisi empat HP. Bukan hanya itu penjambret tersebut juga membawa lari uang tunai Rp 10 juta rupiah milik korban. Mereka terpaksa ditembak karena mau kabur, jelas Gani. Lebih lanjut ia menyatakan, dari tangan mereka, polisi berhasil menyita satu sepeda motor jenis Suzuki Satria FU hitam serta dua HP. (Sumber: Jawa Pos, 25 Februari 2014)

Berikut hasil yang diperoleh dari siswa sesudah membaca kedua teks sesuai metode POINT (Purpose, Overview, Interpret, Note, Test)
Purpose (tujuan)

Ketika siswa melihat sekilas kedua naskah teks yang diberikan secara bersamaan, siswa tersebut memilih dongeng rakyat fabel untuk dijadikan bacaan pertama. Dengan alasan dongeng rakyat fabel lebih menarik  dibandingkan dengan berita kriminal surat kabar.
Overview (melihat sekilas)

Siswa membaca sekilas kedua naskah teks yang diberikan untuk mengetahui garis besar isi kedua naskah teks. Akan tetapi siswa tersebut masih tetap dalam pilihannya untuk membaca dongeng rakyat fabel terlebih dahulu dengan alasan dongeng rakyat fabel lebih menarik dan bahasa yang digunakan mudah dipahami dibandingkan dengan berita kriminal surat kabar yang lebih rumit (dari segi bahasa dan penafsiran).
Interpret (menafsirkan)
Dari membaca kedua naskah teks, didapat hasil penafsiran singkat siswa sebagai berikut:
Teks 1 :
-          Dongeng yang berjudul Luwing yang Sombong menceritakan tentang kesombongan Luwing terhadap hewan-hewan penghuni hutan yang mengakibatkan ia mendapat kutukan dari penguasa alam semesta
Teks 2  :
-          Teks berita kriminal surat kabar yang berjudul Tembak Penjambret Istri Kapolsek berisi tentang dua penjambret yang menjambret istri kapolsek
Note (mencatat)

Hal-hal penting yang dicatat oleh siswa dari kedua teks sebagai berikut:
Teks 1 :
-          Luwing adalah binatang yang kecil, panjang dan dapat berlari sangat kencang. Dia dapat mengejar matahari sampai terbenam
-          Luwing berani menantang sang penguasa alam semesta yang menciptakannya
 Teks 2 :
-          Dua penjambret yang menjambret istri kapolsek
-          Dua pelaku sebelumnya berhasil merampas tas yang berisi 4 Hp, uang tunai 10 juta rupiah milik korban mereka terpaksa ditembak karena akan kabur
Test (menguji)

Siswa diuji dengan diberikan pertanyaan sesuai masing-masing bacaan.
Teks 1
Soal dan jawaban :
  1. Apa yang disombongkan oleh Luwing?
Jawab: Luwing dapat berlari cepat (benar)
  1. Siapa yang ditantang Luwing untuk bertanding?
Jawab: Burung hantu, Kancil dan penghuni hutan (benar)
  1. Apa hukuman yang diterima Luwing dari penguasa alam semesta?
Jawab: kakinya luwing menjadi banyak (benar)
Teks 2
Soal dan jawaban :
  1. Siapa yang dijambret oleh dua pelaku?
Jawab: istri kapolsek (benar)
  1. Apa yang dirampas oleh dua orang penjambret?
Jawab: uang dan HP (salah, pelaku bukan merampas ‘uang dan HP’ melainkan merampas ‘tas’ yang berisi uang dan HP)
  1. Apa yang disita oleh polisi dari tangan pelaku?
Jawab: menyita dua buah sepeda motor Honda (salah, polisi menyita satu sepeda motor jenis Suzuki Satria FU hitam serta dua HP)


2.2  Kecepatan Membaca Siswa
Hasil yang sudah diperoleh siswa dari membaca dan menjawab pertanyaan kedua naskah teks yang diberikan, diperoleh hasil rincian keseluruhan kecepatan membaca siswa sebagai berikut:

Teks 1
Siswa membaca dan memahami dongeng rakyat fabel yang berjumlah 903 kata dalam waktu 338 detik dengan menjawab 3 pertanyaan benar dari 3 pertanyaan yang diajukan.
Teks 2
Siswa membaca dan memahami berita kriminal surat kabar yang berjumlah 152 kata dalam waktu 90 detik dengan menjawab 1 pertanyaan benar dari 3 pertanyaan yang diajukan.

Berdasarkan rumus KEM (Keceptan Efektif Membaca), kecepatan membaca dengan kemampuan memahami isi bacaan yang siswa lakukan diperoleh hasil:

Rumus KEM:



Teks 1:

Pada teks 1, kecepatan membaca siswa 160,3 kata per menit. Sehingga dapat digolongkan dalam kecepatan membaca rata-rata, yaitu antara 150 – 300 kpm.

Teks 2:

Pada teks 2, kecepatan membaca siswa 33,8 kata per menit. Sehingga dapat digolongkan dalam kecepatan membaca lambat, yaitu antara 0 – 150 kpm.

2.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca Ide Siswa
Menurut hasil penelitian terhadap siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca ide siswa tersebut, meliputi:
  1. Latar belakang pengalaman
Latar belakang siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar masih kurang memiliki kosakata yang luas dengan pengalaman membaca yang kurang.
  1. Intelegensi
Kecerdasan serta kemampuan membaca yang kurang dari siswa mengakibatkan sulitnya memahami bacaan, khususnya pada kosakata khusus yang tidak dipahami.
  1. Sikap dan minat
Ketertarikan antara kedua teks bacaan yang diberikan mempengaruhi siswa tersebut dalam menyelesaikan bacaannya dengan pemahaman yang tepat.
  1. Kematangan emosi dan sosial
Usia siswa yang masih tergolong anak-anak, lebih tertarik memilih bahan bacaan yang disukainya. Dalam penelitian ini siswa lebih memilih dongeng rakyat fabel dibandingkan berita kriminal surat kabar.



BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Membaca ide memberikan manfaat bagi tercapainya tujuan membaca optimal dan mampu membawa kepada peningkatan berbahasa bagi pembacanya. Siswa mampu menemukan gagasan, ide yang terkandung pada bacaan dengan cepat dan tepat.
Pada studi kasus, siswa dapat mengenal macam-macam bentuk teks yang beragam serta mampu memahami alasan mengapa dia membaca, memahami apa yang dibaca dan mengukur kecepatan membaca sesuai dengan kemampuannya.

B.       Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain:
1.      Dapat diterapkannya metode POINT untuk mengetahui kemampuan membaca ide pada siswa.
2.      Lebih dikenalkannya siswa pada macam-macam jenis bacaan.
3.      Siswa dilatih untuk memiliki kemampuan kecepatan membaca yang baik.




DAFTAR PUSTAKA

Daniati, Eliza. 2012. “Pengaruh Strategi POINT Terhadap Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas VIII SMPN 3 Talamau”. Skripsi. FBS, Pend. Bahasa
dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Padang.
Edukatif, Tim Catha. Tanpa Tahun. Fokus Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas
XII. Sukoharjo: Sindunata.
Iwans. 2008. “Keterampilan Berbahasa Membaca Ide” (online),
tanggal 12 April 2015.
Jawa Pos. 25 Februari, 2014. Tembak Penjambret Istri Kapolsek, halaman 14.
Prahana, Naim Emel. 1993. Cerita Rakyat dari Lampung. Jakarta: Grasindo.
Sukino. 2010. Menulis itu Mudah. Yogyakarta: Pustaka Populer.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar